Dalang Wayang Kulit Yang Tidak Berasal Dari Di Yogyakarta Adalah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Wayang Kulit gagrak Yogyakarta atau wayang kulit gaya Yogyakarta (bahasa Jawa: ꦮꦪꦁꦏꦸꦭꦶꦠ꧀ꦒꦒꦿꦏ꧀ ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ, translit. Wayang kulit gagrag Ngayogyakarta) merupakan wayang kulit yang secara morfologi memiliki ciri bentuk, pola tatahan, dan sunggingan (pewarnaan) yang khas. Selain itu dalam pertunjukan wayang kulit gagrag Yogyakarta juga memiliki unsur-unsur khas yaitu, lakon wayang (penyajian alur cerita dan maknanya), catur (narasi dan percakapan), karawitan (gendhing, sulukan, dan properti panggung). (Wayang Kulit gagrak Yogyakarta bisa juga disebut Ringgit Wacucal Gagrak Ngayogyakarta).

Ki Dalang Warseno Slank tutup usia pada Kamis (12/12/2024), dunia perwayangan Indonesia sontak dirundung duka.

Sebelum meninggal dunia, Ki Dalang Warseno dikabarkan sempat dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo karena serangan jantung.

Ia dirawat selama 3 hari, hingga akhirnya mengembuskan nafas terakhir sekitar 04.30 WIB.

Ki Dalang Warseno merupakan sosok yang unik dalam dunia pewayangan Indonesia. Ia memiliki ciri khas tersendiri ketika tampil di depan publik.

Seperti apakah sosoknya? Berikut ulsan 3 fakte mengenai Ki Dalang Warseno Slank.

Lahir dari keluarga dalang

Ki Warseno merupakan dalang asal Sukoharjo, Jawa Tengah. Ia ternyata datang dari keluarga yang akrab dengan dunia pewayangan.

Bakatnya dalam membawakan cerita wayang mulai tumbuh pada usia 16 tahun dan diwarisi dari sang ayah, Ki Hardjadarsana.

Ayahnya Ki Warseno merupakan salah satu dalang terkenal di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Kakak Ki Warseno yang bernama Ki Anon Suroto juga berprofesi sebagai dalang.

Inovatif dalam dunia pewayangan

Ki Warseno merupakan pria kelahiran 18 Juni 1965. Meski tergolong dalang senior, ia tetap berinovasi dalam pementasannya.

Salah satunya adalah dengan menggabungkan bunyi dan vokal pewayangan dengan musik rock dan pop.

Tak hanya itu, Ki Warseno juga menggunakan gaya bahasa yang lekat dengan anak muda, yang cenderung santai dan bahkan slengean.

Meski jatuh cinta pada pewayangan sejak usia muda, Ki Warseno tidak mengabaikan pendidikannya, bahkan hingga menyandang gelar doktor.

Ki Warseno merupakan lulusan Universitas Tunas Pembangunan. Gelar Magisternya ia raih di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, jurusan Administrasi Publik.

Sementara gelar doktoralnya ia raih di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.