Anjing Paling Berbahaya di Dunia, Menyerang hingga Habisi Nyawa Manusia
Rabu, 3 Januari 2024 - 12:03 WIB
Jakarta – Berbicara tentang anjing paling berbahaya di dunia, ini bukan hanya tentang rasnya. Anjing memang merupakan salah satu hewan yang paling digandrungi manusia untuk dijadikan teman atau peliharaan.
Hal tersebut tak lepas dari tingkah lakunya yang setia, penyayang, ramah hingga mampu melindungi si pemiliknya. Tak heran banyak manusia kerap menjalin ikatan persahabatan dengan hewan peliharaannya ini.
Namun, sayangnya, ada beberapa jenis anjing yang ternyata bisa menyerang bahkan melukai manusia maupun si pemiliknya.
Melansir laman Pet Keen, rupanya ada beberapa ras aning yang bisa dibilang sangat berbahaya di dunia. Lantas, anjing apa saja itu? Dilansir dari Facst.net, berikut ini ulasannya.
Memulai di nomor 10 adalah Tosa Inu . Berasal dari Jepang, anjing raksasa ini memiliki berat lebih dari 100 pon. Dikenal karena perpaduan antara keberanian dan ketenangan, Tosa Inu awalnya dibiakkan untuk adu anjing. Tapi jangan biarkan ukurannya membodohi Anda. Dengan pelatihan dan sosialisasi yang tepat, mereka berubah menjadi teman yang tenang dan patuh, sekaligus berperan sebagai penjaga alami dengan gonggongan mereka yang dalam dan kehadiran yang tangguh.
Di nomor 9, kami memiliki Fila Brasileiro . Trah Brazil ini adalah pelacak ulung dengan kesetiaan yang tidak mengenal batas. Mereka membentuk hubungan yang kuat dengan keluarga mereka dan sering kali berhati-hati saat berada di dekat orang asing. Sifat protektif mereka menuntut pelatihan awal dari pemilik yang percaya diri yang dapat menangani kemauan kuat mereka dan memberikan banyak latihan.
Dogo Argentino meraih posisi ke-8. Berasal dari Argentina , ras berotot ini dibiakkan untuk berburu hewan besar. Mereka memiliki kekuatan yang luar biasa dan memiliki dorongan mangsa yang signifikan. Pelatihan dini dan tegas sangat penting bagi anjing-anjing ini, yang tidak hanya merupakan pemburu yang tangguh tetapi juga anggota keluarga yang penuh kasih sayang.
Peringkat ke 7 adalah Gembala Kaukasia . Trah raksasa dari pegunungan Kaukasus ini terlahir sebagai pelindung, yang secara historis menjaga ternak dari pemangsa. Mereka mempunyai bulu yang tebal dan penampilan seperti beruang. Mandiri namun setia, anjing-anjing ini membutuhkan pelatihan dan sosialisasi yang konsisten untuk mengelola naluri perlindungan mereka.
Di nomor 6, sapa Bullmastiff . Trah ini merupakan perpaduan menarik antara kekuatan bulldog dan ukuran mastiff. Berasal dari Inggris untuk melacak pemburu liar, Bullmastiff adalah raksasa yang lembut dalam lingkaran keluarga. Mereka berkembang dengan olahraga ringan dan senang menjadi bagian dari aktivitas keluarga, tetapi pelatihan dini adalah suatu keharusan.
Setengah jalan di nomor 5 adalah Alaska Malamute , salah satu anjing kereta luncur Arktik tertua . Dikenal karena daya tahan dan kekuatannya, anjing yang ramah namun mandiri ini membutuhkan pemilik berpengalaman yang dapat memberikan pelatihan dan tantangan yang konsisten, baik fisik maupun mental.
Mengklaim tempat ke-4 adalah Rottweiler . Ras Rottweiler yang identik dengan kepercayaan diri dan kekuatan. Dulunya, Rottweiler adalah penggembala ternak dan penarik gerobak. Saat ini, mereka unggul dalam berbagai peran, mulai dari hewan peliharaan keluarga hingga anjing polisi. Mereka sangat setia, membutuhkan pemilik yang memahami perilaku anjing dan memberikan pelatihan terstruktur.
3. Pit Bull Terrier Amerika
American Pit Bull Terrier menempati posisi ke-3. Sering disalahpahami, anjing-anjing ini sangat penyayang dan berbakti. Mereka energik dan cerdas, berkembang dengan banyak olahraga dan pelatihan penguatan positif. Sosialisasi dini adalah kunci bagi mereka untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang dapat menyesuaikan diri dengan baik.
Di nomor 2 berdiri Doberman Pinscher . Dikenal karena bulunya yang ramping dan tubuh atletisnya, Doberman cerdas dan mudah dilatih, ideal untuk perlindungan dan persahabatan. Mereka membentuk ikatan yang kuat dan membutuhkan pelatihan yang konsisten sejak usia dini.
Dan sekarang, posisi teratas jatuh ke tangan Anjing Gembala Jerman . Dipuja karena keserbagunaan, kecerdasan, dan kesetiaannya, Anjing Gembala Jerman unggul dalam berbagai peran. Mereka membutuhkan pelatihan terstruktur, sosialisasi, dan banyak stimulasi untuk tidak hanya menjadi pelindung tetapi juga anggota keluarga yang setia dan penuh kasih sayang.
Pemakan Anjing Laut
Beruang kutub menjadikan anjing laut sebagai makanan utamanya. Beruang kutub sangat menyukai anjing laut bercincin dan juga anjing laut berjanggut. Beruang kutub akan menunggu anjing laut ke permukaan untuk bernapas dan akan menggigit serta menariknya ke daratan untuk dimakan. Beruang kutub juga seringkali memakan bayi anjing laut yang berada di sarangnya. Selain itu, beruang kutub akan memakan segalanya apabila anjing laut tidak ditemukan, seperti walrus dan paus.
Organisasi IUCN mengklasifikasikan beruang kutub sebagai spesies yang rentan terhadap
. Ancaman terbesar beruang kutub adalah adanya pengaruh
yang terus mengurangi cakupan es laut Arktik. Selain itu, kurangnya makanan yang membuat peningkatan kelaparan dan penurunan keberhasilan perkawinan beruang kutub.
Charles Francis Hall/Library of Congress
Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda melihat hewan yang menggunakan alat untuk berburu? Fenomena ini jarang sekali terlihat di alam liar. Kebanyakan hewan menggunakan insting dan raganya untuk mencari ataupun mengejar makanannya di rimba sana.
Salah satu folklor paling fantastis dari fenomena ini datang dari orang Inuit di Amerika Utara. Konon, beruang kutub (Ursus maritimus) di sana sering menggunakan bongkahan batu ataupun es untuk berburu singa laut (Odobenus rosmarus).
Laporan pertama mengenai folklor ini dicatat oleh Otto Fabricius, misonaris dan penjelajah asal Denmark, pada tahun 1780. Menurutnya, kabar burung ini santer terdengar di kalangan para penjelajah Eropa yang berkelana bersama pemandu Inuit mereka. Akan tetapi, kurangnya bukti sahih membuat beberapa ilmuwan menganggapnya sebagai mitos lokal belaka.
Namun belakangan ini, para ilmuwan meninjau kembali cerita tersebut. Pasalnya, banyak laporan yang terus bermunculan terkait kemampuan beruang kutub dalam menggunakan alat berburu. Seperti dilansir dari Science News, salah satu laporan menarik muncul dari sebuah Kebun Binatang Tennoji di Osaka, Jepang. GoGo, seekor beruang kutub jantan berusia lima tahun, dipotret saat menggunakan beragam perkakas untuk menggapai makanannya.
Penemuan ini, ditambah dengan berbagai laporan baru dari pemburu Inuit, menambah rasa penasaran peneliti untuk mendalami "mitos" tadi. "Berdasarkan pengalaman saya, apa pun yang dikatakan pemburu Inuit senior menjadi sesuatu yang menarik untuk didengar, dan kemungkinan besar memang benar adanya," kata Ian Stirling kepada Science News. Stirling merupakan salah satu biolog spesialis beruang kutub terkemuka, yang sekaligus menjadi pemimpin penelitian ini. Hasil penelitian ini kemudian dipublikasikan ke dalam jurnal Arctic edisi Juni 2021. Tajuknya, Do Wild Polar Bears Use Tools When Hunting Walruses?
Dalam jurnal tersebut, Stirling dan rekan-rekannya mengulas sejumlah observasi dari orang Inuit dan peneliti lain terhadap perilaku ini. Dari sana, mereka menemukan berbagai alasan yang dapat membuktikan perilaku berburu yang unik ini.
Baca Juga: Lubang di Tengkorak Beruang Gua, Bukti Tradisi Berburu Zaman Es
Hiroyuki Ueba/Tennoji Zoological Gardens
GoGo, seekor beruang kutub jantan berusia lima tahun, difoto saat menggunakan berbagai alat untuk menggapai makanannya. Perilaku ini menjadi motivasi peneliti untuk meneliti perilaku berburu beruang kutub di alam liar.
Menurut Stirling, setiap laporan terkait perilaku berburu kutub memiliki satu kesamaan. Perilaku penggunaan batu dan es hanya digunakan beruang kutub untuk berburu singa laut.
"Ukuran tubuh singa laut bisa mencapai tiga kali lebih besar dari pada beruang kutub," tulis Stirling, "dan kulit mereka bisa mencapai ketebalan hingga 2-4 cm di kepala dan leher." Faktor-faktor inilah yang menyebabkan beruang kutub kesulitan untuk membunuh mangsanya dengan tangan kosong.
Belum lagi dengan kemampuan singa laut untuk membela diri dengan taringnya. Tidak jarang beruang kutub terkena luka yang cukup parah jika menghadapi singa laut secara langsung.
Baca Juga: Beruang Gobi, Subspesies Beruang Satu-satunya yang Hidup di Gurun
The Polar Bear Programme Russia
Beruang kutub yang siap bertarung dengan singa laut. Ketebalan kulit kepala dan leher singa laut mencapai 2-4 sentimeter, membuatnya sulit ditembus cakar dan gigi beruang kutub.
Oleh karena itu, Stirling memperkirakan bahwa kondisi ini membuat para beruang kutub memutar otak. Inilah yang membuat sejumlah kutub menggunakan cara-cara inovatif untuk membunuh singa laut, yaitu dengan menghantam kepalanya dengan balok batu atau es besar.
Kreativitas ini tidak hanya ditemukan di kalangan beruang kutub saja. Stirling dan rekan-rekannya juga menemukan perilaku ini di beruang cokelat (Ursus arctos), kerabat terdekat dari beruang kutub. Dalam suatu eksperimen, sejumlah beruang cokelat mampu menggunakan gelondongan kayu untuk menggapai makanan yang diletakkan di tempat yang tinggi.
"Para beruang dikenal cerdas karena otaknya yang besar, yang terbukti dari kemampuannya dalam menyusun strategi berburu," tutur Stirling dalam jurnalnya.
Meskipun demikian, Stirling mengakui bahwa studi terhadap kemampuan kognisi beruang masih sangat sedikit. "Akan tetapi, kami mempunyai banyak informasi dari observasi alam liar yang membuktikan bahwa mereka benar-benar cerdas," ujar Stirling kepada Science News.
Baca Juga: Apakah Manusia Bisa Melakukan Hibernasi Seperti Beruang?
Varuna, Dewa Langit dan Lautan yang 'Ambigu' dalam Tradisi Hindu Kuno
Karnivora Terbesar dan Terkuat
Beruang kutub termasuk hewan karnivora terbesar dan terkuat di darat. Beruang kutub tidak memiliki predator alami dan tidak memiliki rasa takut terhadap manusia. Hal ini yang menjadikan beruang kutub sebagai hewan yang sangat berbahaya.
Mansur suka mengendarai truk, bermain bersama para pilot, dan bahkan masuk ke dalam kokpit “menerbangkan” pesawat — dan dia seekor beruang.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Sabtu, 19 Juni 2021 09:34 WIB
Selain di wilayah Arktik, beruang kutub juga ditemukan di Alaska, Kanada, Rusia, Greenland, dan beberapa pulau utara Norwegia. (Foto: Britannica)
- Beruang kutub alias beruang es dikenal sebagai hewan karnivora terkuat. Hobinya pun ekstrem, yaitu makan anjing laut. Beruang kutub atau Ursus maritimus berada di famili Ursidae yang sering ditemukan di wilayah Arktik.
Selain di wilayah Arktik, beruang kutub juga bisa tinggal di Alaska, Kanada, Rusia, Greenland, dan beberapa pulau utara Norwegia seperti Svalbard.
Beruang kutub memiliki tubuh yang kekar, leher panjang, kepala yang relatif kecil, telinga pendek membulat, dan ekor yang pendek. Besar beruang kutub bisa mencapai 410 - 720 kilogram dengan tinggi sekitar 1,6 meter.
Berikut fakta lain dari beruang kutub dirangkum dari berbagai sumber:
Berburu beruang dengan anjing
Seekor beruang dipancing keluar dari sarangnya dengan bantuan anjing. Krasnoyarskiy krai, Rusia.
Anjing dapat membantu berburu beruang baik dari sarangnya maupun di hutan terbuka. Dalam kasus pertama, anjing-anjing pemburu akan membangunkan beruang dengan menggonggong sehingga membuat si beruang kesal. Beruang kemudian keluar menggali sarangnya yang ditutupi sumbatan tebal yang terbuat dari rumput, lumut, dan tanah. Ketika ia membuka “pintu rumahnya”, anjing-anjing segera menggigit beruang tersebut, sementara pemburu menyerangnya dengan tombak atau senjata api.
Dalam kasus perburuan di hutan terbuka, anjing-anjing akan mengikuti jejak beruang dan mengepung hewan itu sampai si pemburu tiba. Anjing laika adalah anjing terbaik untuk urusan berbahaya semacam ini. Namun, pasti ada beberapa anjing yang menjadi korban. Bagaimanapun, serangan anjing tidak dapat melukai beruang secara serius, sedangkan seekor beruang dapat membunuh seekor anjing laika dengan sekali pukul. Jadi, anjing-anjing itu akan bergantian menyerang, meninggalkan gigitan yang menyakitkan. Beruang kemudian akan duduk untuk melindungi panggulnya dan, dengan begitu, menjadi sasaran empuk bagi pemburu.
Lima cara memburu beruang ala orang Rusia
Pesta berburu beruang
Jauh sebelum para pemburu Rusia mengenal senjata api, mereka telah menemukan cara untuk menjatuhkan sang Master menggunakan senjata tajam, tombak, dan jebakan. Namun, sebelum berburu beruang, para pria harus mengikuti tradisi tertentu. Sebelum perburuan, siapa pun yang ikut harus mandi. Mereka juga pantang berhubungan seks. Semua ini dilakukan untuk meminimalisasi bau badan sehingga beruang, yang memiliki indra penciuman yang baik, tak menyadari kehadiran manusia. Para pemburu bahkan menyimpan pakaian mereka selama semalam di dalam karung berisi ranting-ranting pinus dan pohon cemara agar beraroma seperti hutan.
Rogatina (berasal dari kata rog yang berarti ‘tanduk’ dalam bahasa Rusia) adalah tombak khusus pemburu beruang. Tombak ini berukuran pendek dengan batang yang berat. Bagian terpenting adalah bilahnya yang lebar dan bermata dua seperti daun dengan panjang 20 sampai 60 sentimeter dan lebar sampai tujuh sentimeter. Bilah ini dapat meninggalkan luka lebar dan mengeluarkan darah sebanyak mungkin.
Rogatina biasanya digunakan untuk menjaga jarak sementara pemburu lain menjatuhkannya dengan tombak. Bagaimanapun, ini adalah cara paling berbahaya untuk berburu beruang yang hanya bisa dilakukan oleh pemburu paling terampil.
Berburu beruang dengan senjata api
Perburuan beruang abad ke-20
Tentu saja, dalam setiap kasus sebelumnya, senjata api dapat digunakan untuk membunuh beruang yang terjebak atau sedang memakan gandum. Namun, cara berburu beruang yang paling rumit (selain dengan rogatina) di alam luar adalah dengan menggunakan senapan.
Pemburu bergerak melalui hutan melintasi wilayah beruang. Ketika dia menemukan hewan tersebut, dia harus mendekatinya sedekat mungkin dan membuat tembakan akurat ke arahnya. Si pemburu harus bergerak diam-diam. Jika terdengar retakan ranting di hutan, seekor beruang dapat mengetahui siapa yang melakukannya: kaki manusia atau cakar hewan lain. Ia pun akan segera bereaksi.
Seekor beruang cokelat muda di alam liar
Seorang pemburu Rusia suatu kali menceritakan kisah perburuan beruang yang berakhir fatal. Temannya, Andrei, melihat seekor beruang dengan bobot kira-kira mencapai 150 kilogram tengah memakan buah-buahan di hutan. Jarak Andrei dan beruang itu sekitar 30—40 meter. Setelah menunggu binatang itu mendekat, Andrei menembakkan peluru ke area jantung. “Bahkan pada saat tembakan, dia tahu ada yang tidak beres. Beruang itu hanya meraung dengan keras, langsung berbalik, dan menyerbu ke arah pemburu. Sedetik kemudian Andrei dirobohkan oleh kekuatan cakar beruang.”
Untunglah, sang pemburu berhasil bertahan dengan berpura-pura mati. Beruang biasanya tidak langsung memakan mangsanya, tetapi menyembunyikannya di bawah daun agar sedikit membusuk. Setelah beruang itu menutupi Andrey dengan dedaunan dan semak belukar dan pergi, pemburu yang terluka itu berhasil merangkak keluar dan melarikan diri. “Tiga tulang rusuk yang patah, paha yang robek, dan punggung yang terkoyak adalah hasil perburuan ini,” kata sang pemburu menyimpulkan. Dia nyaris mati. Jadi, pertarungan melawan penguasa hutan terkadang bisa berakhir dengan kemenangan sang Master.
Jebakan dan umpan beruang (termasuk vodka)
Shchemitsa, perangkap beruang yang terbuat dari batang-batang kayu
Orang Rusia membuat perangkap beruang yang terbuat dari batang kayu dan tiang. Salah satunya, yang disebut schemitsa ‘pemeras’, pernah dijelaskan dalam surat kabar Olonets di Karelia pada 1885. Pada dasarnya, perangkap ini terdiri atas dua batang kayu berat yang jatuh di atas kaki beruang saat dia mencoba mengambil sepotong daging busuk yang tersisa sebagai umpan. Setelah batang kayu jatuh, beruang terperangkap dan akan mati kelaparan jika jebakan dibiarkan begitu saja. Jika tidak, ia akan dibunuh oleh para pemburu yang menunggu di dekatnya.
Tentu saja, beruang juga bisa terperangkap di lubang yang digali di tanah, dengan turus-turus kayu di dasarnya. Lubang semacam itu ditutup dengan dedaunan dan semak belukar dan digali di tempat beruang mencari makan sebelum hibernasi musim dingin.
Menjebak beruang di parit.
Bangkai sapi atau babi (atau potongan kepalanya) juga bisa digunakan sebagai umpan beruang. Umpan yang diikat pada pohon jauh di dalam hutan akan menarik beruang yang mondar-mandir mencari makan kala senja dan menggerogotinya. Ketika beruang sedang asyik memakan umpan, para pemburu akan menyerangnya dari tempat perlindungan. Anehnya, alkohol juga dapat digunakan sebagai jebakan. Jika beruang terlalu berat dan mengancam, para pemburu cukup meninggalkan seember vodka di dekat umpan sehingga beruang akan meminumnya setelah dia makan dan kemudian tertidur. Dalam kondisi itu, beruang menjadi mangsa empuk bagi para pemburu.
Salmon, Idaho (ANTARA News) - Satu orang tewas dan seorang lelaki dan perempuan cedera akibat serangan beruang pada tengah malam, Rabu, di tempat berkemah terkenal di ujung Yellowstone Park, Amerika Serikat kata para pejabat suaka margasatwa.
Jurubicara Montana Fish, Wildlife dan Parks Department, Ron Aasheim, mengatakan satu beruang yang terlibat dan setidaknya dua tenda robek dalam serangan tersebut, yang terjadi pada puncak musim kedatangan wisatawan, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Serangan mematikan paling akhir oleh beruang di Montana terjadi pada 2001, ketika satu beruang besar melahap dan membunuh seorang pemburu yang sedang memotong rusa besar, kata Aasheim.
Serangan Rabu terjadi sekitar pukul 04:00 waktu setempat di tempat berkemah Soda Butte di Gallatin National Forest di ujung utara Yellowstone di Bozeman, Montana. Belum diketahui apakah satu beruang hitam atau beruang besar yang terlibat.
Soda Butte, di taman yang terkenal karena ikan trout, dikosongkan dan kompleks perkemahan di dekatnya ditutup, kata Aashim. Para pejabat suaka margasatwa menggunakan pesawat dan helikopter dalam pencarian luas untuk menemukan beruang tersebut.
Identitas orang yang diserang tak diungkapkan. Korban cedera dibawa ke rumah sakit di Cody, Wyoming.
Surat kabar Billings Gazette bahwa perempuan tersebut menderita luka parah akibat gigitan di lengannya, sementara pria yang cedera itu digigit di kakinya.
Aasheim mengatakan serangan tersebut tampaknya tidak diprovokasi, dan keberadaan makanan, yang sering menarik beruang dan satwa liar lain ke kompleks perkembahan, tampaknya bukan menjadi faktor. Serangan beruang "pemangsa daging" terhadap manusia secara acak semacam itu jarang terjadi.
Penyelidikan sedang dilakukan mengenai serangan tersebut.
Sebelumnya satu beruang hitam yang tertarik pada aroma roti lapis mentega kacang dengan susah payah berhasil membuka pintu mobil, masuk ke dalamnya dan terjebak, lalu menyenggol persneling dan mobil pun meluncur menuruni lereng dan menabrak pohon.
Peristiwa tersebut terjadi di Larkspur, dekat Denver, Amerika Serikat.(C003/A024)
Editor: AA Ariwibowo Copyright © ANTARA 2010